Visi Hidup Manusia
Luur! Cobalah kita renungkan sejenak, sebenarnya untuk apa Alloh Ta’alaa menciptakan kita di dunia ini? Apakah tugas utama kita sebagai manusia? Apakah Visi Hidup kita di dunia ini?
Alloh Ta’alaa berfirman, yang artinya: “Dan tidaklah Aku (Alloh) menciptakan jin dan manusia kecuali supaya menyembah kepada-Ku . “ (QS. Adz-Dzariyaat, No. Surat: 51, Ayat: 56
Rosulullohi shollallohu ‘alaihi
wasallam bersabda, yang artinya: “Rata-rata umur umatku antara 60-70 tahun.”
(HR. Muslim)
Nah, coba bayangkan sekarang ini
umur kita sudah berapa dan tinggal berapa lagi? Apa masih ingin terus
berleha-leha dalam tipu daya kesenangan dunia!! Bukankah kesenangan dunia ini
hanyalah sekedar "mata'ul ghurur" membujuk, menipu? Ya, menipu mata
yang tak berilmu, menipu hati yang tak beriman, menipu otak yang tak takwa.
Boleh saya nyanyi sedikit ya,
"Tiada lagi gunanya harta kawan karib sanak saudara, kalaulah ada amal di
dunia itulah dia pembela kita." Terereret...
Seluruh amal perbuatan baik dan
buruk kita selama hidup di dunia akan menjadi penentu dalam menjalani jenis
KEHIDUPAN di AKHIRAT yang bersifat abadi/kekal selama-lamanya tanpa BATASAN DIMENSI
WAKTU !! Dan KITA kudu eling Luur! Bahwa di akhirat nanti tempat tinggal kita
hanya ada di antara 2 (dua) tempat saja, yaitu SURGA atatu NERAKA, sungguh.
Alloh Ta’alaa berfirman, yang
artinya: “Demikianlah Kami wahyukan kepada engkau (Muhammad) Al-Qur’an dalam
bahasa Arab, supaya engkau memberi peringatan kepada Ummul Quro (penduduk
Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya (Maksudnya: penduduk dunia
seluruhnya) serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat)
yang tidak ada keraguan padanya. Segolongan masuk surga, dan segolongan lagi
masuk dalam Neraka Sa’iir”. (QS. Asy-Syuuro, No. Surat: 42, Ayat: 7)
Rosulullohi shollallohu ‘alaihi
wasallam bersabda, yang artinya: “Tidak ada bagi kalian kecuali sudah
disediakan 2 (dua) tempat, yaitu 1 (satu) tempat di dalam surga dan yang 1
(satu) tempat lagi di dalam neraka.” (HR. Bukhori, Muslim)
Berarti dari firman Alloh Ta’alaa
dan sabda Rosulullohi shollallohu ‘alaihi wasallam tersebut dapat kita tarik
kesimpulan, bahwa sesungguhnya VISI HIDUP MANUSIA adalah BERIBADAH KEPADA ALLOH
TA’ALAA, AGAR JIKA MATI SEWAKTU-WAKTU BISA SELAMAT DARI NERAKA DAN MASUK SURGA.
Betul apa betul?
Alloh Ta’alaa berfirman: “Kullu
nafsin dzaa-iqotul mauti wa-innamaa tuwaffauna ujuurokum yaumal qiyaamati faman
zuhziha ‘anin-naari wa-udkhilal jannata faqod faaza wamal hayaatud-dunyaa illaa
mataa’ul ghuruuri”, artinya: “Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan
sesungguhnya pada hari kiamat sajalah akan disempurnakan pahala kamu sekalian.
Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh
ia telah beruntung (Bahasa Jawa: Bejo). Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang membujuk”. (QS. Ali ‘Imroon, No. Surat: 3, Ayat: 185)
Luur! Jika memang ibadah menjadi
tugas utama manusia, mengapa masih banyak di antara kita yang melakukan hal
sebagai berikut:
- Meninggalkan atau menunda-nunda dengan sengaja waktu sholat wajib hanya karena sedang sibuk dengan pekerjaan atau studi.
- Selalu mengutamakan urusan dunia, dan tidak mau meluangkan waktu untuk menuntut ilmu agama Islam yang haqq, yaitu dengan cara mengaji al-Qur’an dan al-Hadits Nabi, dengan alasan tidak ada waktu dan lelah. Hem.
- Tidak mau atau menghindari berinfak dan bershodaqoh secara rutin dengan alasan belum cukup mapan atau belum kaya. Heddeh.
- Masih sering dengan sengaja melakukan perbuatan yang dilarang Alloh Ta’alaa tanpa mau bertaubat dan tidak mau berusaha memperbaiki kesalahan.
- Masih memiliki demdam atau sakit hati karena tidak mau meminta ma’af atau mema’afkan atas suatu masalah pada saudara atau teman dengan alasan gengsi dong.
- Tidak mau menunaikan ibadah haji, minimal umroh, walaupun sudah mampu dengan alasan masih sibuk, terlalu muda ntar gak bisa bebas lagi dan belum siap, belum ada panggilan Alloh. Ahaiii...
Rutinlah membaca do'a ini:
“Alloohumma Ballighnaa Makkata Wal Madiinata Wa Arofata War Zuqnal Hajjal
Mabruur(o), Wardho ‘Annaa Waghfir Lanaa Warhamnaa Anta Maulaanaa Fangshurnaa
‘Alal Qoumil Kaafiriin(a)”, artinya: “Ya Alloh, sampaikanlah kami kekota
Mekkah, Madinah, dan Arofah, dan berilah kami rezeki berupa haji mabrur. Semoga
Engkau meridhoi dari kami dan mengampuni dosa-dosa kami dan sayangilah kami
Engkau adalah kekasih kami, maka tolonglah kami mengalahkan kaum kafir”. Jangan
menunggu-nunggu panggilan dari Alloh, nggak bakalan kedengeran panggilan itu,
kita bukan Rosul, juga bukan Nabi utusan Alloh, tapi harus punya kesungguhan
hati jika sudah punya ongkosnya segera mendaftar, jangan ditunda-tunda lagi.
Padahal, jika kita mau merenung
lebih dalam tentang kehidupan di dunia ini dan semua permasalahannya, sungguh
amatlah sangat kecil, sekalipun kita kaya raya, bila kita banding dengan
kehidupan di akhirat dan permasalahannya. Alloh Ta’alaa berfirman, yang
artinya: “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah “la’ibun”
permainan dan “lahwun” suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah di
antara kamu sekalian serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak,
seperti hujan, yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman
itu menjadi kering dan kamu sekalian lihat warnanya menguning kemudian menjadi
hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab (siksa) yang sangat berat/keras dan
ampunan dari Alloh serta keridhoan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain
hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS. Al-Hadiid, No. Surat: 57, Ayat: 20).
Kapanpun Alloh hendak mengambilnya
kembali, sewaktu-waktu maka kita tidak bisa berbuat apa-apa. Tentu kita pernah
melihat atau mendengar berita di TV kurang satu jam akan pulang kampung rumah
dan seisinya ludes terbakar. Itulah kehendak Alloh, sukar diprediksi. Nantikan
lanjutannya, yaitu “Renungan Indah”.
Comments